Minggu, 13 April 2008

teori john dewey

Perbedaan mendasar antara progressivisme John Dewey dan konsep fitrah dalam Islam adalah titik tolak epistemologis masing-masing. John Dewey berangkat dari filsafat pragmatisme yang diukur dengan standar rasional, sedangkan konsep fitrah dalam Islam berangkat dari doktrin-doktrin wahyu (al-Qur'an dan Hadis). Perbedaan titik tolak inilah yang kemudian berimplikasi pada perbedaan konsepsi masing-masing tentang konsep pendidikan.

Sesuai dengan konsepsi progresivisme John Dewey yang telah dijelaskan pada bab III dalam buku ini, ada beberapa perbedaan yang dapat disimpulkan. Pertama, Kedudukan pendidikan menurut progresivisme secara umum, lebih berorientasi pada kehidupan duniawi. Berbeda dengan konsep fitrah dalam Islam, kedudukan pendidikan dalam Islam adalah suatu sarana untuk mendalami agama, mengenai Allah, dan mengenai dirinya. Kedua, konsep demokrasi dalam pendidikan lebih dipahami oleh Dewey dengan memberikan materi pendidikan sesuai dengan keinginan anak didik. Hal ini berbeda dengan konsep fitrah dalam Islam yang lebih mengarahkan anak didik pada tujuan-tujuan keagamaan. Tingkat pemahaman dan pengetahuan anak didik tetap menjadi pertimbangan, namun ada arahan yang jelas untuk mengembangkan anak didik sesuai dengan tujuan-tujuan keagamaan.

Ketiga, Konsep fitrah dalam Islam tidak sepakat dengan pandangan Dewey bahwa kebudayaan itu menentukan sifat-sifat manusia. Manusialah yang membentuk kebudayaan. Maka kemajuan dan kemunduran sifat-sifat manusia tidak ditentukan oleh kebudayaan, tetapi ditentukan oleh tingkat konsistensi Manusia terhadap fitrahnya.

Keempat, Konsep fitrah dalam Islam tidak sepakat dengan pandangan Dewey Bahwa kemerdekaan adalah hak mutlak manusia. Kalimat itu masih harus dilanjutkan “kebebasan mutlak ini disertai dengan kemampuan untuk memilih”. Kemerdekaan manusia berada dalam memilih secara berfikir untuk menghormati hukum-hukum yang diwahyukan dan mengetahui perintah-perintah Tuhan. Predistinasi bukan determinasi mekanis akan tetapi pilihan yang bersandar kepada fikiran.

Kelima, Konsep fitrah dalam Islam melihat bahwa pemikiran progressivisme Dewey telah dicemari oleh faham atheisme. Hal ini sebagaimana dukungan Dewey terhadap pandangan yang menyatakan hubungan demokrasi dengan kapitalisme, yang dianggap sebagai dua hal yang bersepupu bila ditinjau dari sifat-sifat manusia, sehingga seumpama yang pertama dibunuh, yang kedua juga turut terbunuh.


Tidak ada komentar: